Mari Kenali Energi
“Dunia sedang mengalami krisis energi..”
“Harga minyak bumi naik hingga $135/barrel..”
“Indonsia sudah keluar dari OPEC dan sekarang menjadi negara net-importir minyak..”
Anda ikutan heboh isu krisis energi? Tergelitik untuk beropini tentang krisis energi dan hubungan vertikal dan horizontalnya? Boleh, itu jelas sah-sah saja. Butuh segala komponen masyarakat awam dan intelektual untuk mencari solusi ultimat masalah ini. Dan tidak ada salahnya bila Anda kenali energi lebih dalam. Berikut ini ialah sebuah artikel singkat bagi Anda semua yang ingin lebih mengenal asal-usul energi, proses konversinya, dan penggunaannya. Singkat, jelas, dan semoga dapat bermanfaat!
Apa itu energi?
Definisi tentang energi dapat menjadi sangat lebar. Di mata para insinyur, energi bisa bertautan dengan istilah minyak bumi, listrik, panas bumi, gas alam, dan sebagainya. Di mata masyarakat, energi bisa berarti bensin, diesel (solar), pertamax, minyak tanah, baterai, dan bahkan makanan. Tapi secara umum, energi itu ialah sesuatu yang menghasilkan kerja.
Konversi?
Apakah yang dimaksud dengan konversi? Konversi artinya perubahan bentuk. Jadi, kalau mau ditilik-tilik energi yang kita gunakan dalam kehidupan kita (katakanlah makanan atau listrik dari PLN), merupakan hasil konversi energi dari suatu bentuk sebelumnya. Berbagai peralatan proses dan teknologi bertugas mengkonversi energi tersebut menjadi sebuah bentuk energi siap-guna dan mudah-pakai (dalam konteks artikel ini, konsumen akhirnya ialah manusia). Contoh bentuk energi siap-guna dan mudah-pakai ialah energi listrik, makanan, BBM, LPG, minyak tanah, dan beberapa contoh lainnya. Contoh bentuk energi tidak siap-guna dan tidak mudah-pakai ialah minyak bumi mentah, gas alam, sinar matahari, air laut, batubara tambang, dan masih banyak lagi.
Yang lagi krisis yang mana? Kalo energi terbarukan itu apa sih?
Krisis energi yang sedang dihadapi dunia ialah krisis bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam, dan batubara). Kenapa dibilang krisis? Karena harganya melambung sedemikian tingginya dan dikarenakan berbagai faktor yang tidak akan dibahas dalam artikel ini. Hehehe.. Nah, berhubung selama ini dunia sangat bergantung kepada bahan bakar fosil, dan karena energi yang kita gunakan sehari-hari tentunya adalah energi hasil konversi, maka segala sesuatunya menjadi saling berhubungan dan amat sangat terkait. Itu sebabnya mengapa tukang nasi goreng di pinggir jalan bisa cemberut gara-gara harga minyak bumi dunia naik. Hehehe..
Energi terbarukan merupakan istilah yang digunakan untuk mengkategorikan energi berdasarkan rentang waktu pengadaan-kembalinya. Tanaman, sinar matahari, dan air dikategorikan sebagai sumber energi terbarukan karena bahan-bahan tersebut terus-menerus ada atau dapat kembali ada dalam waktu yang singkat. Minyak bumi, gas alam, dan batubara dikategorikan sebagai energi tidak terbarukan karena pengadaan-kembalinya memakan waktu ratusan ribu hingga jutaan tahun. (Pembahasan tentang ketidakjelasan batas waktu pengadaan-kembali antara energi terbarukan dan energi tidak terbarukan tidak dibahas dalam artikel ini. Silakan ungkapkan argumen Anda di bagian komentar apabila Anda ingin berpendapat mengenai hal ini.)
Karena cadangan bahan bakar fosil dunia yang terus menurun dan diperkirakan hanya cukup untuk beberapa puluh tahun (untuk minyak bumi) dan beberapa ratus tahun (untuk batubara), dunia mulai mengerahkan para penelitinya untuk menemukan jalan yang efektif dan efisien untuk memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan dengan harapan bahwa energi di bumi dapat terus tersedia hingga kiamat dunia. Salah satu solusi yang cukup ultimat (menurut saya) tapi kontroversial (menurut beberapa orang) ialah biofuel, termasuk biodiesel dan bioetanol. (Pembahasan tentang praktek politisasi energi dan kepentingan antar negara mengenai perubahan arah energi dunia tidak dibahas dalam artikel ini. Silakan ungkapkan argumen Anda di bagian komentar apabila Anda ingin berpendapat mengenai hal ini.)
Sumber-sumber Energi Tidak Terbarukan
Minyak bumi
Minyak bumi berwarna hitam kecoklatan, agak kental, dan merupakan hasil penguraian hewan-hewan zaman purba yang terperangkap di lapisan bumi. Minyak bumi dimanfaatkan melalui proses distilasi/fraksionasi. Apa itu distilasi/fraksionasi? Sederhananya, distilasi ialah proses pemisahan suatu zat menjadi komponen-komponen penyusunnya. Apa saja komponen penyusun minyak bumi? Bensin, diesel, avtur, minyak tanah (kerosin), dan sebagainya.
Bensin dan diesel digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Diesel juga dapat digunakan untuk pembangkitan listrik. Minyak tanah dapat dimanfaatkan untuk kompor rumah tangga. Oh ya, dengan sedikit proses tambahan (di kilang minyak), minyak tanah dapat diubah menjadi avtur, bahan bakar pesawat yang harganya berkali-kali lipat dibanding minyak tanah. (Hehehe..). Minyak bumi juga mengandung komponen-komponen ringan yang berada dalam bentuk gas. Gas-gas tersebut diproses menjadi LPG yang salah satu kegunaannya ialah untuk masak indomie goreng kita tiap pagi.
Gas Alam
Gas alam ialah temannya minyak bumi, tentunya tidak berwarna, dan juga merupakan hasil penguraian hewan-hewan zaman purba. Gas alam dimanfaatkan dengan cara dibakar. Energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk memutar turbin gas yang terhubung dengan generator listrik. Gas alam biasanya dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik dan juga sebagai bahan mentah industri-industri kimia. Untuk keperluan ekspor-impor antar negara, gas alam umumnya diubah bentuknya menjadi cairan (likuefaksi) dan kita kenal dengan istilah LNG. Kenapa harus diubah menjadi cairan? Karena transportasi dan distribusi cairan jauh lebih mudah dibandingkan dengan transportasi dan distribusi gas (walaupun membutuhkan biaya tambahan yang tidak sedikit).
Batubara
Batubara juga merupakan bahan bakar fosil, terbentuk sebagai hasil penguraian materi organik dari tumbuh-tumbuhan dan terperangkap dalam lapisan bumi. Umumnya batubara dimanfaatkan dengan cara dibakar. Selain dibakar, batubara juga dapat dimanfaatkan melalui gasifikasi (diubah bentuknya menjadi gas) dan likuefaksi (diubah bentuknya menjadi cairan). Menarik kan? Hehehe..
Pembakaran batubara yang paling mudah kita imajinasikan ialah tukang sate pinggir jalan (walaupun sebenarnya umumnya tukang sate menggunakan briket kayu dan bukan batubara). Ya tapi intinya seperti itu: blok-blok hitam membara yang menghasilkan panas. Oleh tukang sate, panas itu digunakan untuk memanggang daging, sedangkan oleh industri, panas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk membangkitkan steam (uap air). Steam kemudian digunakan untuk memutar turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.
Bagaimana dengan gasifikasi? Batubara dapat digasifikasi dan menghasilkan gas hidrogen dan karbonmonoksida. Gas inilah yang kemudian dibakar untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Jadi, yang dibakar ialah gas hasil konversi batubara dan bukan batubaranya langsung.
Kalau likuefaksi batubara? Untuk likuefaksi, batubara dapat diproses sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya ialah cairan yang dapat kita gunakan untuk kendaraan bermotor kita. Afrika Selatan berhasil mempraktekkan teknologi ini (dengan terpaksa) karena dulu mereka mengalami embargo PBB berkenaan dengan politik apartheid-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar